teks

indeed , if there are difficulties there must be ease

Puisi tentang rumah

kau sangat berati bagi ku
kau menjadi tempat berlindungku
di saat hujan dan terik nya matahari
di dalam nya terdapat keluarga yang slalu
melindungi ku…….
menjaga ku …….
merawat ku …….
oh…..rumah ku
kau akan menjadi tempat yang terbaik bagi ku
Puisi Rumah Ku ini karya :









Rumahku

Rumahku istanaku....
Tempat aku dilahirkan
Tempat aku dibesarkan
Tempat aku dibimbing kesekolah
Oleh ayah dan ibu
Rumahku surgaku....
Tempat aku berlindung
Dari badai dan topan
Tempat aku berteduh
Dari panas dan hujan
Yang kadang datang menyapa
Rumahku yang sederhana
Tidak megah
Dan tidak mewah
Itulah rumahku
 
 
 
 
 
 
Mentari masih tetap bersinar
Senandungkan lagu indah untukku
Kubuka jendela kamar dan melihat hijaunya pekarangan
di halaman belakangku

Tapi itu sepuluh tahun yang lalu
Tak kudengar lagi, kicauan burung gereja di pohon jambu
Hanya suara gergaji mesin yang riuh menggema di telingaku
Langit yang dulu biru dan awan putih yang menyelimuti
Kini hanya asap hitam yang menutupi langit

Got-got di depan rumahku, kini menjadi lebih bau
Lebih bau dari pada bau septiteng
Oh...pohon jerukku..
Tak bisa kupetik seperti sebesar dulu

Kini pekaranganku tinggal raga
Tak ada lagi jiwa yang bisa kusapa
Andai waktu itu, bisa kupertahankan kebunku
Mungkin masih bisa kunikmati semuanya. (*)

 
 
 
 
 
 
Dari kerikil dan bebatuan
Dari kayu dan peralatan
Terangkai bentuk kokoh berdiri

Menghalau panas,dan terik sang surya
Meredam dingin, angin membeku

Menjadi tempat cinta terjalin
Menjadi tempat cita ter-ikrar
Menjadi saksi sebuah perdebatan
Menjadi saksi sebuah perdamaian

Disini, aku ada,….tinggaL
Disini aku berdiri, tegar

Menyelimuti jiwa, menerangi gelap
Membalut luka dan menyembuhkan duka

Disini,aku tertawa..riang
Dan menangis, haru

Juga jerit sikecil merdu, memecah hening siang
Dan memecah sunyi malam

Disini aku berpijak tumpu, dan berbaring lemas
Dari yang serba menjadi serbi
Dari yang titik menjadi hampar
Begitu damai, engkau rupawan
Melindungi dan memeluki, aku erat.

Dari awal terbit, sampai akhir tenggelam
Sabar menunggu dan menanti pasti…
Tiada lelah dan tak pernah dahaga
Atau bahkan marah apalagi murka
Setia dalam bentuk,pasti dalam guna
Itulah engkau, rumahku tercinta.

No comments:

Post a Comment